Monday, February 21, 2011

Beratkah Menjadi Pemimpin.....

Sebelumnya mari sama kita lihat realita kehidupan sekitar kita ini sangat jauh berbeda dengan sikap orang-orang terdahulu terhadap amanah kepemimpinan. Nabi s.a.w pernah bersabda dalam riwayat yang shohih: Jangan engkau minta kekuasaan, karena jika engkau diberi tanpa meminta, engkau akan ditolong dalam menunaikannya dan jika engkau diberi karena minta, engkau akan diserahkan kepadanya.


Di kesempatan lain, Umar bin Al-khottb ra, juga pernah mengatakan pasca wafatnya Nabi. Ketika itu Abu Bakar ra mengusulkan agar Umar yang menggantikan kepemimpinan tersebut. Akan tetapi Umar malah menjawab: "Saya tidak pernah mendengar Abu Bakar mengatakan perkataan keji selain ini."

Secara sepintas maksud dari ungkapan Nabi dan Umar di atas, terkesan mengatakan bahwa orang yang mengajukan diri jadi pemimpin adalah perbuatan yang tercela dan tidak seharusnya dikerjakan. Akan tetapi bila dikaji lebih dalam, maksud dari ungkapan di atas; sebagai acuan serta dorongan bagi setiap orang; agar mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang siap pakai; kapan pun dan dimana pun. Dan jangan sekali-kali mengajukan diri tanpa ada kesiapan yang matang, karena yang demikian bisa menimbulkan mudharat kepemimpinannya.

Oleh karena itu, jelaslah bahwa amanah kepemimpinan boleh dikategorikan sebagai hal yang ringan dan mudah diterima, juga sebagai hal yang sulit dan bahkan sukar untuk di jalankan.
Ketika kita melihat dari sisi positifnya, menjadi pemimpin adalah merupakan kesempatan emas untuk menanam kebaikan sekaligus sebagai ladang pahala yang tak terkira (bila kita mengerjakan amanah tersebut sesuai tuntutannya). Akan tetapi, bila ditinjau dari segi negatifnya; dia akan menjadikan seseorang kelihatan sibuk tanpa mendatangkan manfaat; waktu terbuang tak terasa bahkan bisa juga menjerumuskannya ke lembah kehinaan.

Umar pernah mengatakan: “Kepemimpinan (yang tidak dibarengi dengan kemapaman di bidangnya) akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari.”
Oleh karena itu, hanya mereka yang mampu dan benar-benar bersedia mengemban amanah kepemimpinan inilah yang bisa terlepas dari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut.
Mempunyai akhlak yang mulia, arif dan bijaksana, juga mempunyai visi dan misi yang membangun demi kebersamaan di dalam satu komunitas, boleh dikatakan sebagai standar minimal dari pemimpin ideal. Dan kapan saja ada orang yang mempunyai keperibadian yang lebih unggul, maka dialah yang lebih berhak menjadi pemimpin.

Dengan kata lain, siapa pun boleh menjadi pemimpin, bahkan mengajukan diri sekali pun. Akan tetapi semuanya mempunyai barometer di dalam menentukan yang terbaik. Dan kita juga dituntut untuk lebih selektif dalam memilin pemimpin yang arif dan bijak, sekaligus yang mempunyai jiwa membangun demi kebersamaan.

Lead or to be a leader


Lead or

to be a leader

Ketika kita berbicara tentang leadership, sesungguhnya apa yang terbesit dalam pikiran kita? Tentu banyak pendapat dan persepsi. Namun dapat dipastikan bahwa jawabannya tidak jauh dari contoh nyata seorang pemimpin. Tidak jauh pula dari kehidupan sehari – hari, kita tentu selalu berhadapan dengan seorang pemimpin. Bahkan terkadang kitalah yang berperan sebagai pemimpin. Seperti halnya seorang suami dalam sebuah rumah tangga. Ia adalah pemimpin dalam keluarganya. Berlanjut dalam dunia kerja, sering kita jumpai istilah – istilah manager, director, CEO, owner, supervisor, dan lain – lain. Mereka semua adalah pemimpin dalam sebuah perusahaan. Dimana lingkup dan tingkatan kepemimpinannya berbeda – beda. Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah perbedaan antara manager dan leader? Apabila kita lihat seorang manager dalam perusahaan, apakah ia seorang manager atau leader? Kemudian jika kita lihat seorang pemimpin negara, apakah ia manager atau leader? Sedangkan seorang Nabi atau Rasul, apakah ia manager atau leader? Pertanyaan – pertanyaan tersebut dapat terjawab apabila kita memahami betul perbedaan di antara keduanya. Pada dasarnya, semua leader adalah manager. Namun tidak semua manager adalah leader. Perbedaan yang menonjol di antara mereka adalah tentang seberapa besar pengaruhnya terhadap orang yang dipimpin. Manager adalah orang – orang yang dilatih dan terlatih sebagai pemimpin. Sedangkan leader adalah orang yang terlahir sebagai pemimpin. Sesungguhnya apabila kita kaji lebih dalam arti dari sebuah kepemimpinan, seharusnya disadari bahwa sejatinya seluruh manusia adalah pemimpin. Tiap manusia terlahir sebagai pemimpin. Paling tidak memimpin dirinya sendiri. Sekalipun terlihat sepele, namun kenyataannya, tidak sedikit orang yang gagal dalam memimpin. Bahkan untuk memimpin dirinya sendiri. Lalu bagaimana seharusnya seorang pemimpin itu? Bagaimana pula peran orang – orang yang dipimpin apabila dikaitkan dengan teori leadership?

Bayangkan cermin dan manusia…. Mempin tidaklah semudah bercermin… karena oranglain bukanlah cermin atau baying dirikita……

Lalu bagaimana cara menjadi pemimpindan mudahkan itu…..

Saat menjadi pemimpin kita harus mampu memahami keadaan orang yang dipimpin. Pemahaman ini tidak dapat hanya dilakukan dengan skimming, melainkan harus secara menyeluruh. Pemimpin harus bisa memahami SWOT dari anak buahnya. Mengapa? Karena hal ini akan sangat membantu seorang pemimpin dalam menentukan langkah dan mengambil keputusan terhadap anak buahnya. Misalnya pada kasus cermin dan manusia. Si manusia adalah pemimpin. Ia harus bisa sekreatif mungkin menemukan gerakan yang bagus, namun sesuai dan dapat diikuti oleh si cermin sebagai anak buah. Jadi seorang pemimpin harus mampu menemukan sebuah cara untuk mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya dan orang – orang yang dipimpinnya…..

Dan bagaimana dengan seorang bawahan…dan bagai mana kita harus bersikap…..

Saat berada pada posisi orang yang dipimpin, pertama – tama kita harus paham betul siapa pemimpin kita. Jadi kita bisa beradaptasi dan mempersiapkan diri untuk dipimpin. Pada contoh cermin dan manusia, ketika si manusia sudah membuat gerakan yang semudah mungkin agar dapat diikuti si cermin, seharusnya si cermin sadar bahwa gerakan yang mudah dan sederhana itu bukanlah sesuatu yang extraordinary. Sebaliknya, ketika si manusia membuat gerakan – gerakan yang atraktif namun sulit untuk ditirukan, si cermin seharusnya sadar bahwa si cermin belum sepenuhnya mencurahkan kreatifitas dan kemampuan.

Kesimpulannya, antara pemimpin dan yang dipimpin harus bisa membentuk sebuah relationship yang kuat. Sehingga, pemimpin mampu memberikan trigger berupa job – job dan keputusan yang fantastic namun tetap sesuai bagi anak buahnya. Kemudian orang – orang yang dipimpin senantiasa meng – explore kemampuannya agar mampu menjawab tantangan dari sang pemimpin. Hal ini adalah suatu semangat kepemimpinan dan pribadi yang berinovasi. Semangat tersebut harus ditanamkan dalam diri masing – masing manusia, sehingga nantinya dapat dituangkan ke dalam kinerja sebuah team work.


setiap manusia adalah pemimpin

dan setiap pemimpin akan di pertanggung jawabkan kepemimpinanya...