Saturday, October 18, 2014

tak lagi kumiliki

Hujan tidak melulu tentang butir air yang jatuh ke bumi, terkadang ia membawa rindu yang tersimpan terlalu dalam di relung hati.
Tentang jatuh hati mungkin kau lebih mengerti, sedang aku terlalu sibuk menikmati sunyi dalam sendiri dan patah hati.
Sesuatu yang amat kau benci itu adalah bagian dariku yang begitu kucintai.
Tak akan pernah ku paksakan hati yang tak lagi kumiliki.
Sebab seharusnya, cinta yang memang untukku tak akan pernah tercuri.
Mungkin selepas ini aku akan kembali menanti,
berpura-pura punya hati

sampai akhirnya aku menyadari
yang kunanti hanya mati..

November, 2013

Tuesday, October 7, 2014

..sesuatu itu

saat kita asyik berjalan, mengumpulkan segala sesuatu yang kita ingin raih, kita tak terlalu menghiraukan kehadiran ‘sesuatu’ itu. Namun saat kita tergelincir dan terenyak luar biasa, segala sesuatu yang kita cengkeram pun lepas. Tangan kita kembali kosong.
‘Sesuatu’ itu akhirnya punya kesempatan untuk muncul dan menyeruak, meraih tangan kita yang sedari tadi sibuk menggenggam. Lama atau sekejap kita didekap, selama perjalanan ini belum usai, tak urung kita akan kembali melangkah. Mengumpulkan kembali pengalaman demi pengalaman yang kita perlukan. Sambil berjongkok di pinggir selokan, saya merenungi ‘batu-batu’ yang selama ini saya genggam. Besar-kecil, jelek-bagus, semua itu saya kumpulkan karena itulah yang saya perlukan.
Jika hidup adalah siklus berputar dalam satu pusaran, cukup relevan jika saya menganalogikannya dengan trayek yang saya tempuh hampir setiap hari. Jalanan berselimut batu, yang meski begitu sering saya jalani, tak pernah saya tahu batu mana yang akan saya genggam berikutnya, dan batu mana yang akan saya lepas sesudah ini. Tak pernah juga saya tahu, kapan saya akan tergelincir dan terpaksa melepaskan semua yang selama ini erat digenggam.

Sekalipun tahun baru ini saya songsong tanpa resolusi dan evaluasi, ada satu keyakinan yang mengiringi langkah saya pulang ke rumah pagi ini. Jika batu dalam genggaman tangan saya lepas, berarti sudah saatnyalah ia lepas. Jika perjalanan ini belum usai, maka kaki ini—meski lelah dan penat—akan kembali terus melangkah. Jika saya tergelincir nanti, maka sesuatu akan menyeruak muncul dari kekosongan, meraih tangan saya yang hampa dan kembali membawa saya bangkit berdiri. Saya tak ingin memberinya nama. Saya tak ingin menjeratnya dalam sebuah identitas.
Yang saya tahu, saya bersisian dengannya. Seperti partikel dengan gelombang. Seperti alam material dan imaterial.

Sedikit batu atau banyak batu, melangkah cepat atau lambat, tergelincir atau terjerembap, ia berjalan seiring dengan napas dan denyut saya. Ia membutuhkan saya sama halnya dengan saya membutuhkannya. Dan hanya dalam keheningan, kami berdua hilang. Dalam keheningan, kami bersatu dalam ketiadaan.
Mendadak, adanya resolusi atau tidak, bukan lagi satu hal signifikan. Mendadak, hari ini menjadi hari yang sama berharganya sekaligus sama biasanya dengan hari hari lain.

Saturday, October 4, 2014

al Fatiha untuk hati dan lisanku

Rabbi, biar aku menyematkan hanya namaMu di sujudku yang sebentar ini, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui segala - aku hanya ingin berbicara denganmu.
Biar Kau jadi saksi pertama dalam cakap ini, Tuhanku.
Aku ingin memperbaiki hatiku - ucapku - janjiku - dan do’a ku.
Biar hati ini tentram dalam dekapmu saja hingga aku tak perlu lagi memaksa sandaran lain untuk mengistirahatkan lelahku. Biar hatiku memuliakan setiap prasangka, hingga tak ada sedikitpun resah yang menggiringku pada kemunafikan.
Allah ku yang Maha Baik,
Biar setiap kata yang keluar dari bibirku adalah yang menyamankan bagi yang mendengar, jagakan dan batasi hingga aku bisa merasakan degup yang mencegahku menyuarakannya - atau menyegerakan istighfarku atas luput ucapku.
Allah ku yang senantiasa Menjaga makhlukNya,
Biar aku saja yang bertanggung jawab atas diriku, jagakan setiap janji yang telah mengikatku - ingatkan dan mampukan hingga aku sempurna ketika menghadapMu.
Allah ku yang Maha Mendengar,
Biar hanya denganku saja aku bicara ketika perasaanku tersakiti - tahan diri hamba untuk mengungkap atau menampakkan ketidak nyamanan karena sesungguhnya lebih banyak RahmatMu daripada apa yang telah ku syukurkan.
Rabbi,
Dewasakan hamba dengan bimbingMu hingga hamba hanya melakukan apa yang seharusnya hamba lakukan, mengusahakan apa yang seharusnya diusahakan, memaafkan, mengikhlaskan, dan menetap dalam rengkuh sabar. Ingatkan hamba untuk tidak banyak menuntut, ingatkkan hamba untuk menyebutmu dalam akhir cakapku.
*al Fatiha untuk hati dan lisanku*

Friday, October 3, 2014

picing mata nanas

Sekian lama aku mempelajari cara bertahan,
meski getah, tajam duri, dan kilau petah buatku
seperti buah yang tak mungkin dipanen Tuhan.
Sebab kau hafal sisi luar tubuh kata dan tubuhku,
keduanya dipisah jalan sebesar pematang bayang.


Sejak bulat bibirmu setajam pisau dapur ibuku,
keutuhan tubuh berairku tinggal menunggu waktu.
Kau mengirisku miring melingkar, hingga lagu-lagu
dari kesunyian hutan gagal buatku menahan gemetar. 

Tetapi aku akan terus tumbuh, sebab ingatan-ingatan
itu puluhan mata berselubung getah yang mengintaimu.
Cintaku adalah tunas tersemai di pekarangan tidurmu,
ia akan tumbuh ketika orang-orang memuji kesegaranku, 
ia mencecapmu hingga rebak gatal pada sekujur lidahmu.

Tanggal lah kulit dari tubuh, tinggal daging menguning,
tapi tak ada tandingannya kelegaan yang kupetik nanti.
Sebab kesedihanku telah kau bilas garam, murni seperti
puisi, aku akan menangis dan telanjang seperti bayi!

Kenapa ndak cerita?

Seperti Matahari yang Bersandar Pada Senja

”..dari semalem??? Kenapa ndak cerita?”


Ponselku terlalu baik, dia nonaktif ketika beberapa kali notifikasi dari perempuan itu mengedip layarnya.
Berharap kesedihanku tertunda, mungkin.
Tapi aku terlalu ingin tahu rangkai hurufnya, hingga setelah kubaca sekujur tumit dan tungkai terasa lapuk. Saat itu dini hari sekali, aku ingin menyapa Tuhan dengan satu rokaat witir sebelum rebah. Dan ternyata takbiratul ikhram sampai sujudku dilinangi air mata. Tidak ada yang lebih menyedihkan dari memohonkan diri untuk berhenti berpura-pura untuk baik-baik saja.
Aku telah berhenti bersedih untuk masa lalu, namun menahankan sakitnya tidak akan semudah itu. Meninggalkan yang telah selesai sama beratnya dengan membiarkan yang belum selesai. Pada banyak gambaran pedih itu aku hanya bisa menumpah tangis. Lemah, ya?
Terlalu banyak kemunafikan yang ada dalam rekam hari kemarin, aku banyak menyimpannya untuk melihat diri lebih dalam lagi. Siapa yang tidak tergelitik hatinya ketika sesuatu yang dengan ikhlas diperjuangkan, dijaga kebaikannya, ditutupi keburukannya, dido’akan kemuliaannya, kemudian menerima tikam dan terputar baliknya cerita? Padahal selama menahankan diri itu tidak pernah terlintas sedikitpun curiga dan dendam atas kesalahan yang berulang termaafkan.
Aku pernah menerimanya, dan lebih lagi, membiasakan diri untuk mengikhlaskan.

Percayalah bahwa ternyata aku tidak sekuat itu.
Pada diam atau senyum-senyum kecil terdapat letih yang biasa hilang seketika setelah menemuimu.
Bisakah kau tetap berdiri dengan sederhana di samping kiriku? Maka aku akan segera merasakannya lagi.
Seperti matahari yang bersandar pada senja,
jingga…

memiliki ego

Ada yang jauh lebih berharga dari sekedar Memiliki.
Bagi saya, keterbatasan kata Memiliki adalah pada segala yang terlihat, sesuatu yang dapat dijangkau takarannya dan sangat relatif. Definisi saya terhadap kata tersebut merujuk kepada sebuah kesan paksa, bahwa Memiliki berarti menggantungkan diri pada ke-fana-an. Seseorang harus sadar bahwa dunia ini tidak lugu begitu saja berjalan di porosnya, materialis mungkin mendebat teori penciptaan - namun mereka sendiri tertahan dalam kesimpulan bahwa telah terdapat sebuah kompleksitas yang tak terdeskripsikan oleh jangkauan nalar. Siapa yang tak terlihat itu? Siapa yang Mencipta dan Memiliki?

Menggantungkan diri pada ke-fana-an adalah satu bentuk deklinasi, sudah tidak saatnya bagi manusia pembelajar untuk ada dalam kotak perspektif dalam menyimpulkan tujuan hidup. Ketika Memiliki menjadi fokus utama dalam mencapai sesuatu, maka semua akan terhenti ketika apa yang diinginkan telah digenggam - atau justru jatuh begitu dalam karena ternyata semua tidak sesuai dengan logika ‘sementara’nya. Maka rendahkan teriakmu jika ingin orang lain berbagi. Sediakan diri untuk mendengarkan dan melihat dunia dari segala sudut pandang. Dengan demikian kita menjadi manusia yang lebih Merasa dan kemudian Mengerti.

Merasa dan kemudian Mengerti,
mereka yang bijaksana adalah yang biasa Merasa dan Mengerti meski tanpa 
Memiliki; Jika Memiliki adalah relatif dan terlihat, maka bagi saya Merasa dan Mengerti adalah sebuah privasi. Ketika seseorang terlebih dahulu Merasa dan kemudian Mengerti, keinginan untuk Memiliki bukan menjadi prioritas; inilah yang membuat seseorang akan lebih berharga dari yang lain karena dia telah mampu melepaskan diri dari kesementaraan. Pada akhirnya yang terbiasa menepikan Memiliki adalah orang-orang yang berbesar hati, ikhlas, dan sabar. Meyakini bahwa Maha Pencipta adalah yang berhak atas apapun. Dan saya merasa; menyayangi sesuatu pun tidak perlu sampai mengedepankan Ego untuk Memilikinya, coba Merasa kemudian Mengerti terlebih dahulu bahwa tidak ada yang memiliki hari esok - yang fana tidak akan menjamin apapun. Seberapa pantas kita untuk Memiliki jika pada kenyataannya kita tak cukup Mengerti? Maka sediakan diri terlebih dahulu untuk Merasa dan Mengerti; sebelum akhirnya memutuskan untuk Memiliki. Bersikaplah sewajarnya, tanpa sangat mengkhususkan kepemilikanmu atas sesuatu.

Biar sesuatu itu menjadi penting saja tapi tidak untuk menjadi segalanya.

Thursday, October 2, 2014

Urip Mati ku tanggunganMu, Gusti Allah




Urip Mati ku tanggunganMu, Gusti Allah. Aku mung pasrah. Kabeh mesti ono batese. dear tuhan Ini berat, Tuhan. Tapi Kau memelukku lebih erat dari biasanya
nampaknya kau lebih suka mengajak aku bercanda di dunia di  dunia yang fana ini, kau masih ingin aku menikmata semua yang sementara ini. semua yang engkau berikan dan hingga datang cemburumu sewaktu waktu kau bisa mengambilnya lagi dariku. lalu aku hanya bisa menangisi kehilanganku dan menertawai jalan hidupku yang kau berikan. 

Duhai, tuhan meski belum pernah sekalipun kutemui, izinkan hatiku menghadapmu. Kerinduanku timpang, menderas dalam kering air mata

dan engkau cahaya kemerah merahan yg kusebut itu senja
Aku paham keberakhiran ini seperti terpaksa bermimpi buruk pada keinginan bangun pagi.
Matahari sudah dingin, kita bagai nyalakan kembang api di siang hari.
Hujan di matamu mengembun di mataku, hingar bingar petasan seakan membaur dengan teriak dalam batin. Kita tertawa, getir berlebih dari tajam pecahan cermin. Cermin yang memantul kemegahan cinta kita.
Aku paham keberakhiran ini cepat atau lambat menenun sesak dari benang-benang karma. Kau pakaikan padaku gaun kematian, ku antarkan padamu pusara, di sana terkubur peti berisi draft pidato pernikahan kita. Sementara di tengah perjalanan, sisa nafas cukup menghidupi dada yang tertawa — inicuma lelucon, kan?
Aku paham keberakhiran ini menyisa selasar pundak kiri penuh debu yang menunggu kunjung kepala resah bersandar menghembuskan rindu. Pula sisa-sisa kehangatan pada lengan yang saling bertaut jika kalut dan takut menyekap kebersamaan kita.
Mengenang itu semua, hiasan kecil di sepanjang tahun berat yang pernah kita jalani bersama:
Pedih.
Aku paham keberakhiran ini harus segera ditamatkan.
Ya, Aku masih jadi boks penyimpanan terbaikmu. Dan, Kau, masih jadi relikui kebahagiaanku.
Jadi sebaiknya kita harus sama-sama tenang. Bukankah kita biasa menangis bersama?
Lalu setelah pelukan demi pelukan, kita segera menetas bibir yang tertawa.
…hanya saja pelukan itu harus segera dikebumikan, biar lebur segala mimpi dengan tanah yang tabah, biar tumbuh kembali sebagai tunas kamboja baru, meneduh di semayam rahasia-rahasia yang cuma milik kita.

Tuesday, August 12, 2014

Lowongn kerja IT Monitoring

PT. Antar Mitra Prakarsa (m-STARS) merupakan sebuah perusahaan media kreatif yang memiliki bisnis media yang tersebar dalam berbagai bidang industri sepertiContent Provider, Mobile Services, Digital Music dan Social Media.
m-STARS juga merupakan pioneer dalam dunia industri musik digital, mobile advertising service dan payment gateway service. m-STARS terlibat dalam berbagai bidang industry sebagai salah satu visi m-STARS yakni menjadi pusat industry yang memiliki kepercayaan yang kuat pada potensi dunia digital dan mobile media, dan kreativitas sebagai mesin penggerak m-STARS dalam setiap industri.
Mengundang anda untuk bergabung sebagai:

MONITORING STAFF
· Pria, usiamaks 25 tahun
· D3 / S1 dari Teknologi Komputer (IT)
· Fresh graduate / Pengalaman 1 tahun
· Menguasai windows server, linux dan command linux (redhat&debian)
· Mengerti dasar-dasar jaringan komputer
· Menguasai query (mysql dan mssql)
· Mengertikonsep webserver dan database.
· Mengerti salah satu basic bahasa pemrograman (php, java, asp) menjadi nilai tambah.
· Orientasi terhadap detail, komunikatif, energik, sopan
· Bersedia bekerja shift
Silahkan mengirimkan surat lamaran & CV beserta foto terakhir paling lambat 2 minggu dari lowongan ini terpasang ke:
HRD 
PT AntarMitra Prakarsa
Jl. H.R Rasuna Said Kav I, 
Kuningan, Jakarta 12980  
Telp: 021 831 7438 ext. 123
Fax : 021 831 7439

atau email ke career@m-stars.net, dony.amp@gmail.com 
email maximal 5 MB

Tuesday, August 5, 2014

Cara Mengetahui Nomor HP sendiri

  • Cara Mengetahui Nomor HP sendiri (kartu IM3)
    Cara cek Nomor HP sendiri dengan IM3 hari ini beda caranya ama waktu aku cek kemaren..kemaren gak seperti ini tapi sekarang aku coba lagi malah caranya udah beda, ya udah deh aku tulis yg terbaru aja yah, lebih simple! tinggal tekan *123*5# atau *777*8# melalui cara sebagai berikut :
    1. Tekan *123# atau *777# send
    2. Pilih CekPulsa, lalu bakal ada pemberitahuan :
      Nmr HP km 0857**** Pulsa Rp.0, Masa aktif 20.11.2011
  • Cara Mengetahui Nomor HP sendiri (kartu XL)
    Bisa melalui cara sebagai berikut :
    1. Tekan *123# send
    2. Pilih Lain-lain >> My Info >> Profile
    3. Bakal ada 4 pilihan yaitu ada Info Nomor, Info Pulsa, PUK, kembali...so, pilihlah Info Nomor then bakal muncul misalnya sprt ini : Nomor 628171592** (62 adalah kode negara kita Indonesia, nomor lainnya adalah nomor hp kita)
    4. adalah nomor JAKARTA dengan nomor seri kartu 89621164040 12345670
  • Cara Mengetahui Nomor HP sendiri (kartu Simpati)
    1. Langsung tekan *808# maka akan ada pemberitahuan Nomor Kamu, dan Simpati juga mengirimkan via SMM 
*** Cara diatas, kemungkinan TIDAK BERLAKU lagi sesuai dengan kebijakan operator terkait...**

Saturday, May 17, 2014

Chord Last Child - Tak pernah ternilai






Chord Last Child - Tak pernah ternilai
Intro : E A C#m A

E                          B                      C#m
Kau menyiksaku disini dalam rasa bersalah
                             A              F#m
Yang kini membunuhku secara perlahan
E                                B                          C#m
Kau selalu menghindar dari aku yang slalu mencoba
                      A             F#m
Ungkapkan semua lewat tatap mata ini

    C#m                               A                E
Ternyata maafmu tak pernah pantas untukku
                 F#m        E
Kau anggap aku tak ada
        A                                  B
Dan kau tak pernah mengenal diriku

            A                             E
Setidaknya diriku pernah berjuang
                F#m                          E
Meski tak pernah ternilai di matamu
             A       basic-chord.blogspot.com
Setidaknya ku pernah menanti
          E                       F#
Terkapar melawan sepi hatiku
                           A              F#          E
Yang tak pernah bisa berhenti mencintaimu

E                          B
Kau menghukum hati ini
                     F#m                               A               E
Hati yang dulu kau yakini takkan pernah kecewakanmu
E                               B
Kau memutuskan ‘tuk pergi
                           F#m                                A                    E
Belum ku sempat memohon dan mengemis agar kau tetap disini

      E                          A         E
Ternyata segala itu kau benci diriku
                     F#m     G#
Kau anggap ku tak terlihat
                 A                   B
Meski ku tepat di depan matamu

            A                           E
Setidaknya diriku pernah berjuang
                F#m                         E
Meski tak pernah ternilai di matamu
            A                            
Setidaknya ku pernah menanti
         E                       F#
Terkapar melawan sepi hatiku
                          A               B        C#m
Yang tak pernah bisa berhenti mencintaimu

Int : A B C#m A
      E B F#m A
      B

            A                           E
Setidaknya diriku pernah berjuang
          B                         C#m    E F#m G# A
Meski tak pernah ternilai di matamu..
            A            
Setidaknya ku pernah menanti
       E                        F#m
Terkapar melawan sepi hatiku
                               A            B
Yang tak pernah bisa berhenti, ouhh

            A                           E
Setidaknya diriku pernah berjuang
                            F#m             E  B A
Meski tak pernah ternilai di matamu
            A
Setidaknya ku pernah menanti
      E                         F#m
Terkapar melawan sepi hatiku
                          A                            E
Yang tak pernah bisa berhenti mencintaimu

Last Child ft.Giselle - Seluruh nafas ini

Chord Last Child ft.Giselle - Seluruh nafas ini

intro : C Am F C

C             Am                    Fm
Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi
                  C                                G
Yang terbalut hangatnya bekas pelukmu
                 C                    F
Aku tak akan lupa, tak akan pernah bisa
               C basic-chord.blogspot.com   G
Entah apa yang harus memisahkan kita

        C          F            C     G
Saat ku tertatih tanpa kau disini
           C                         G
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini

      C          F                             C
Jika memang dirimu lah tulang rusukku
               Am                 G  Am
Kau akan kembali pada tubuh ini
              C            G              C
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
         Am        C         F
Untukmu s’luruh nafas ini

          Am                   Fm
Kita telah lewati rasa yang pernah mati
           Cm                          G
Bukan hal baru bila kau tinggalkan aku
           Am                      F
Tanpa kita mencari jalan untuk kembali
          C                                  G
Tapi cinta yang menuntunmu kembali padaku

         Em                    C
Di saatku tertatih (disaatku tertatih),
  basic-chord.blogspot.com G
Tanpa kau disini (tanpa kau disini),
       C                       F     G
Kau telah ku nanti demi keyakinan ini

             F                                   C
Jika memang kau terlahir hanya untukku
                  F                    Am
Bawalah hatiku dan lekas kembali
               F                                     C
Ku nikmati rindu yang datang membunuhku
        Am         G      F
Untukmu, s’luruh nafas ini

              Dm
Dan ini yang terakhir (aku menyakitimu)
            F
Ini yang terakhir (aku meninggalkanmu)
            A            G        F
Takkan ku sia-siakan hidupmu lagi

              Am                   F
Ini yang terakhir, dan ini yang terakhir
              Am          G           F       G  C
Takkan ku sia-siakan hidupmu lagi

C            F                               C
Jika memang dirimu lah tulang rusukku
                    F               C   Am
Kau akan kembali pada tubuh ini
C            F                              C
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
         Am          G      C
Untukmu s’luruh nafas ini

            F                                     F
Jika memang kau terlahir hanya untukku
                  F                       Am
Bawalah hatiku dan lekas kembali
               F                                      C
Ku nikmati rindu yang datang membunuhku
         Am         G          F
Untukmu, s’luruh nafas ini
         Am         G          C
Untukmu, s’luruh nafas ini

          Bb                     C
Untukmu, s’luruh nafas ini


www,lashchild.co.id
wallpaper, ringtone, mp3 last child