Hati merupakan pusat dari segala kemunafikan,
kemusyrikan, dan merupakan pusat dari apa yang membuat seorang manusia
menjadi manusiawi. Dan pusat ini merupakan tempat dimana mereka bertemu
dengan Tuhannya. Merupakan janji Allah saat fitrah manusia menanyakan
dimanakah Allah? Lalu, Allah menyatakan diri-Nya berada "sangat dekat",
sebagaimana tercantum dalam Al Qur'an.
"Dan apabila hamba-hamba–Ku bertanya kepadamu
tentang "Aku" maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila berdo'a kepada-Ku,
maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah
mereka itu beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran." (Qs. Al Baqarah 2:186)
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan Kami lebih dekat
kepadanya dari pada urat lehernya." (Qs. Al Qaaf:16)
Hati merupakan pusat sejati dari seorang
manusia. Tuhan menaruh perhatian khusus padanya dan kurang begitu
memperhatikan amalan-amalan aktual yang dilakukan orang-orang;
Hati (arab: qalb) manusia terdiri dari segumpal daging. Ia
sangat berperan dalam perilaku keseluruhan manusia. Jika ia baik, maka
baik dan sebaliknya. Rasul Muhammad saw pernah bersabda: “Dalam diri
setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula
seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh
perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam Bukhori).
"Tidak ada celanya jika kamu berbuat salah, kecuali jika hatimu menyengaja." (Qs. 33:5)
"Tuhan tidak akan menghukummu karena sumpah yang
tidak disengaja, akan tetapi Tuhan akan menghukummu karena sumpah yang
disengaja oleh hatimu. Dan Tuhan maha pengampun lagi maha penyantun."
(Qs. 2:225)
Dan sebuah Hadist menyatakan bahwa, "Allah tidak melihat badanmu atau bentukmu, melainkan kedalam hatimu."
Karena hati adalah tempat yang dilihat Tuhan, ia
merupakan kunci menuju kemunafikan, watak yang paling buruk dalam
pandangan muslim.
"Tuhan tahu apa yang ada dalam hatimu." (Qs. 33:51)
Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan
diriNya sendiri kepada manusia. Kehadiran-Nya terasa didalam hati, dan
wahyu diturunkan kedalam hati para Nabi.
"(Jibril) menurunkan wahyu kedalam hati nuranimu dengan izin Tuhanmu, membenarkan wahyu sebelumnya." (Qs. 2:97)
Hati merupakan pusat dari segala kemunafikan,
kemusyrikan, dan merupakan pusat dari apa yang membuat seorang manusia
menjadi manusiawi. Dan pusat ini merupakan tempat dimana mereka bertemu
dengan Tuhannya. Merupakan janji Allah saat fitrah manusia menanyakan
dimanakah Allah? Lalu, Allah menyatakan diri-Nya berada "sangat dekat",
sebagaimana tercantum dalam Al Qur'an.
"Dan apabila hamba-hamba–Ku bertanya kepadamu
tentang "Aku" maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila berdo'a kepada-Ku,
maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah
mereka itu beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran." (Qs. Al Baqarah 2:186)
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan Kami lebih dekat
kepadanya dari pada urat lehernya." (Qs. Al Qaaf:16)
Tingkatan - Tingkatan Hati
Hati kita sejatinya memiliki beberapa tingkatan (arab:
maqam). Tingkatan ini bukanlah secara
dhohir (tampak), tapi
bathin. Adapun beberapa tingkatan hati adalah sebagai berikut (dari yang terdekat/terluar).
Tulisan
ini saya rangkum dari ceramahnya KH Said Aqil Siradj dalam acara Haul
Akbar Syekh Abdul Qodir Jaelani bersama KH Junaedi Al Baghdadi dan KH
Said Aqil Siradj di PP. Barokatul Qodiri di daerah Cikarang Barat.
1.
Bashiroh (mata hati/
the eye of heart) ~ membedakan baik/buruk
Ini adalah bagian/tingkatan terluar hati. Tugas dari
bashiroh adalah mendeteksi baik/buruk suatu perbuatan. Korupsi itu buruk. Bersedekah itu baik. Yang tahu itu baik/buruk adalah
bashiroh.
2.
Dhomir (moral) ~ mengerjakan atau tinggalkan
Kedalam lagi, ada
dhomir yang berfungsi untuk menggerakkan
agar kita mengerjakan atau meninggalkan suatu perbuatan. Yuk bersedekah.
Jangan korpusi. Yang bilang kerjakan/tinggalkan adalah
dhomir.
3.
Fuad (hakim) ~ menghakimi apakah kita baik/buruk
Semakin kedalam lagi, ada
fuad (hakim). Tidak ada suap-menyuap dalam bagian ini. Contoh:
bashiroh mengatakan korupsi itu tidak baik lalu
dhomir menyuruh kita untuk meninggalkannya. Nah,
fuad akan bilang bahwa anda orang baik. Contoh lain: kata
bashiroh mengatakan korupsi itu tidak baik lalu
dhomir malah menyuruh kita untuk
tidak meninggalkannya. Nah,
fuad akan bilang bahwa anda bukan orang baik.
4.
Sirr (misteri) ~ mengetahui misteri dalam hati
Terus kedalam, ada
sirr (misteri). Contoh: adanya flu burung itu
bukan hanya disebabkan
oleh virus, tapi ada ‘hal lain’ yang masih misteri. ‘Hal lain’ tersebut
bisa dilihat dan dirasakan oleh orang-orang yang tingkatan hatinya
sudah sampai
sirr. Artinya, bagian hati ini sudah aktif/berfungsi. Orang-orang tersebut adalah
auliyaullah.
5.
Lathifah (perangkat lunak) ~ mengakses informasi di
lauhul mahfudz
Bagian hati paling dalam adalah
lathifah. Bahasa gampangnya adalah internet. Bagian ini dapat mengakses berbagai informasi di
lauhul mahfudz. Inilah tingkatan paling mulia.
Nah, itulah tingkatan/bagian hati kita. Semoga kita bisa mengaktifkan
semua bagian hati kita diatas. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan
dzikrullah alias ingat kepada Allah. So, selamat berdzikir!